Sabtu, 10 Oktober 2020

Dalam Dekapan Ukhuwah #bookreview


Dalam Dekapan Ukhuwah


Penulis: Ustadz @salimafillah
Penerbit: @proumedia
471 halaman




"Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh di surga, menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah."



Ini adalah definisi dari love at the first sight. Buku ini bener-bener bikin jatuh cinta dari pertama kali baca tulisan di covernya.


Isi buku ini banyak menceritakan sisi lain dari para sahabat Rasulullah ﷺ . Dari kisahnya, kita bisa mengambil banyak bahan perenungan tentang bagaimana sahabat Rasulullah ﷺ yang selalu mengedepankan ukhuwah di atas perbedaan yang ada.


Rasanya buku ini sangat pas dibaca oleh umat muslim di Indonesia (khususnya) yang akhir-akhir ini seakan terserak-serak terbentur oleh perbedaan yang sebenarnya bukan hal yang harus diperdebatkan.


Karena beda antara kau dan aku sering jadi sengketa
Karena kehormatan diri sering kita tinggikan di atas kebenaran
Karena satu kesalahanmu padaku seolah menghapus sejuta kebaikan yang lalu
Wasiat sang Nabi itu rasanya berat sekali: "jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara"


Mungkin lebih baik kita berpisah sementara, sejenak saja menjadi kepompong dan menyendiri
Berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam
Bertafakur bersama iman yang menerangi hati
Hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari
Melantunkan kebaikan di antara bunga, menebar keindahan pada dunia.


Lalu dengan rindu kita kembali ke dalam dekapan ukhuwah mengambil cinta dari langit dan menebarkannya di bumi dengan persaudaraan suci; sebening prasangka, selembut nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.




🍃🍃🍃

Minggu, 19 April 2020

Manusia itu adalah aku

Aku selalu berkata tak punya waktu, nyatanya aku hanya lupa waktu.

Aku selalu mengaku aku terlalu sibuk, nyatanya aku hanya pura-pura sibuk.

Aku selalu berdalih aku tidak tahu, nyatanya aku hanya tidak mau belajar.

Aku selalu beralasan aku tak mampu, nyatanya aku hanya tidak mau berusaha.

Aku selalu tersenyum dan berkata nanti saja, nyatanya aku hanya ingin mengulur-ulur waktu.


Aku selalu mengeluarkan banyak argumen, nyatanya itu hanya alasanku saja untuk mendapatkan pembelaan.


Sayangnya,


Kebanyakan manusia terkadang tidak jujur dalam mencari kebenaran, justru ia sibuk mencari pembenaran.



Dan sayangnya lagi,


Manusia itu adalah aku.



✏ Ahad, 19 April 2020 8:42 pm

Kamis, 02 April 2020

Sabar Sebentar Saja



Andai setiap kita bijak dalam mengambil hikmah, mungkin hanya ungkapan syukur yang akan terucap.

Tapi keterbatasan kitalah, yang membuat kita tak mengerti apa arti dari اَللّهُ menggariskan semua ini.

Sehingga dengan mudahnya keluhan itu terucap di lisan.

Padahal jika kita mau bersabar sebentar saja, kejutan itu pasti akan datang.

Tulisan ini ku buat dari Bumi yang mendadak gelap saat اَللّهُ dengan kuasaNya mendatangkan makhluk kecilNya covid-19 yang dengan mudah mengubah banyak hal yang telah direncanakan manusia.

Ah, ternyata kebanyakan dari kita atau aku lebih tepatnya, telah teramat sombong. 

Sudah melampaui batas.

Ternyata sehebat apapun kedudukan manusia di muka Bumi, tak bisa mengubah ketetapan yang telah اَللّهُ gariskan.

Saat semua orang sudah merasakan kepanikan dan ketidaknyamanannya ketika terisolasi, kebebasannya terbatasi, kehilangan orang yang disayangi dengan cara yang bahkan tak terbayangkan sebelumnya, juga tak bisa beribadah di masjid seperti biasanya, aku merasa tertampar.

Mungkin ini teguran dari اَللّهُ  atas diri kita yang cenderung acuh terhadap saudara kita di Palestina? Suriah? Rohingya? Uyghur? Dan saudara muslim yang terjajah lainnya.

Sampai aku berada di suatu titik, bahwa ternyata kita adalah makhluk yang sangat lemah yang tak bisa bergantung pada siapapun selain kepada اَللّهُ yang jiwaku ada di dalam genggamanNya.

أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Qs. 29:2)


وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Qs. 29:3)


Sabar, sebentar saja.




✏ 02 April 2020 11:14 PM

Minggu, 01 Maret 2020

MUARA

Tepat waktumu, belum tentu tepat untuk mereka.


Jangan pernah samakan, jangan pernah bandingkan pencapaianmu dengan orang lain.


Itu tidak tepat, itu tidak bijak.


Setiap orang punya porsinya masing-masing. Setiap orang punya kesiapannya masing-masing.


Karena apa yg kau lihat, belum tentu sama dengan apa yg mereka lihat.


Jujurlah pada diri sendiri.


Jangan pernah memaksakan diri , hanya untuk memenuhi ego orang lain.


Bukankah pada akhirnya engkau juga akan sampai?


Takdirmu sudah tertulis di Lauh Mahfudz jauh sebelum diri dan semua ini tercipta.


Lalu apa yang engkau khawatirkan?


Bagi اَللّهُ tidak ada kata terlambat, pun tidak ada kata terlalu cepat.


Semua sudah sesuai dengan apa yg diperlukan hambaNya.



Pertanyaannya masih sama, kemanakah pada akhirnya diri ini akan bermuara?






✏  Ahad, 6 Rajab 1441H  09:00am