Sabtu, 30 November 2019

Mulai dari mana?


Sudah kurang lebih 4 tahun blog ini nganggur. Semua hal apapun itu didunia ini pasti ada masanya. Selalu ada hal baru yg lebih menyenangkan.  Yg lama akan stuck dan digantikan yg lebih baru dan lebih inovatif misalnya. Dan manusia, memang sudah fitrahnya selalu ingin mengikuti apa yg baru. Manusia tidak pernah ada puasnya.

Iseng-iseng baca tulisan-tulisanku dulu, dalam hati berkata, "memang ya manusia itu berproses". Dan ternyata dalam proses ini hal yg paling penting itu adalah referensi. Ya semacam input-output lah. Referensi apa yg dia terima, itulah yg akan membentuk kepribadiannya.

Kalau dulu aku nulis banyak yg absurd. Ya wajar ajalah kan referensiku ya itu-itu aja. Yg banyak unfaedahnya. Tapi anehnya, aku merasa keren pada masa itu. Tapi sekarang? Jangan tanya. Malu.

Manusia dengan segala prosesnya. Aku nggak berani ngomong kalau aku sudah baik. Nggak lah. Hanya saja, aku mencoba menjadi lebih baik. Itu saja.

Dulu, aku sibuk mencari kesenangan yg nggak penting. Kayak ndengerin musik berjam-jam misalnya. Dan dipikir bikin bahagia? Nggak. Nggak sama sekali. Unfaedah. Yg ada malah aku dibawa oleh suasana lirik yg absurd. Tentang cinta yg rumit atau apalah. Padahal nggak pernah ngerasain tapi kaya seolah-olah dipaksa banget terbawa suasana. Bikin mood buruk malah. Manfaat? Waktuku terbuang sia-sia. Astaghfirullah.. Belum lagi nonton film-film yg aduh dramanya receh banget. Bener-bener buang-buang waktu.

Tapi, kamu tahu nggak sih. Manusia itu memang "goals"nya ya pengin bahagia, pengin tenang. Tapi, banyak dari kita yg salah ngambil referensi. Kalau kayak aku dulu yg ngambil referensinya musik misalnya, apa yakin bisa bikin bahagia, bikin hati tenang? Jawabannya nggak sama sekali. 

Sampai akhirnya aku sadar, aku nggak bisa terus berada diantara 2 hal yg sangat bersebrangan, yg beda frekuensi. Sekuat apapun aku coba bertahan, tapi ternyata tetep nggak bisa. Ini salah.

Manusia akan ada pada titik dimana dia menyadari bahwa semakin ia mencari kebahagiaan, semakin ia tidak mendapatkannya.

Lalu, mulai dari mana?

Teman, bukannya manusia itu ibarat handphone yg kita beli tentunya bersamaan dengan buku panduannya? Tahukan, buku panduan itu untuk apa? Ya, untuk mempermudah si pengguna handphone dalam mengoperasikannya. Ketika ada masalah-masalah tertentu, kita jadi tahu bagaimana harus bertindak semestinya. Nggak bisa asal. Yg ada nanti malah error, rusak dan digantikan dengan yg baru.

Teman, kalau handphone saja diciptakan bersama buku panduannya. Kita, manusia pun demikian. Bacalah Al-Qur'an. Karena itu adalah buku panduan untuk manusia. Kamu nggak akan mendapati hal yg sia-sia dengan membacanya. Kenalilah, pahamilah.

Buanglah segala referensi unfaedahmu jauh-jauh. Hapus. Sulit? Awalnya.. tapi teman, kuatkan tekadmu. Allah yg akan melembutkan hatimu.

Jadi, mulai dari mana?
Mulailah dari Al-Qur'an. Kenali Rabb yg menciptakanmu. Pahami surat cinta dari Rabbmu. 

Aku nulis ini untuk apa? 
Untuk ngasih tahu kamu, bahwa aku nggak mau cuma sendiri yg merasakan bahwa mencintaiNya itu indah banget melebihi mencintai ke sesama makhluk.

Ingatkan aku ya teman, kalau aku mulai nggak sesuai dengan apa yg aku tulis. 


يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ


Saudaramu, 
Rizky Aulia Ramadhani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar