Hari yang dinanti-nantikan pun tiba.
Ya hari yang paling dinantikan
khususnya oleh para pelajar SMA/SMK se-Indonesia. Dimana dihari itu akan
diumumkan mengenai hasil jerih payah mereka selama beberapa bulan belakangan
ini. Hari dimana akan segera diketahui ‘bagaimana nasib kita, setelah belajar
selama 3 tahun yang dengan SADISNYA hanya ditentukan dalam waktu 4 hari’.
H-1 Pengumuman hasil UN
H-1, rasa deg-degannya semakin
parah. Semakin nggak manusiawi. Sebenernya sih awalnya biasa aja. Iya, masih
bisa nyante. Tapi setelah buka twitter yg niatnya buat ngilangin stress, eh
malah jadi makin kepikiran. Timeline semakin nggak bisa diajak nyante. SADIS.
Paraaaaaaaaahhh.
Ya, semua orang ditimeline pada
heboh soal pengumuman. Yang niat awalnya mau ngilangin stress malah…yes, jadi
sukses galau. #pukpuk
Malem harinya, timeline makin
panas. Iya, panas. Nggak tahu kenapa, tapi emang panas. Bikin nggak nyante. Dan
kemudian inget kalau emang lagi ngetwit dideket kompor. Oke. #abaikan
*kembali fokus*
Malem harinya deg-degannya
semakin parah. Timeline udah pada kepo soal kelulusan. Dan seperti biasa,
kabar-kabar burung pun mulai berterbangan. Ya namanya juga kabar burung. Nggak
tentu bener. Dan biasanya sih cuma hoax. Iya. Cuma numpang lewat. Bikin heboh.
Kalau udah berhasil bikin heboh, ya terbang. Iya terbang. Alias ilang. Tapi
anehnya, berita yang belum yentu benerpun kadang masih suka dipikirin. Padahal
kan udah tahu kalau sumbernya nggak jelas. Dan kerennya, saya pun masih suka
ngikutin kabar burung tersebut. #hasratkepo
Dan ternyata, nggak cuma berita-berita
hoax aja yang beredar disaat-saat horror kayak gini. Tapi juga sms-sms kutukan
pun mulai berceceran. Ini yang namanya lawak. Yang bikin aneh, sms kayak gitu
masih suka dipercaya juga sama orang-orang. Buktinya inbox hape saya penuh tuh
sama sms begituan.
Tapi kadang nggak mesti kutukan
sih isinya. Bisa juga kadang mendoakan temennya. Daaaan tetep diakhir sms ada
tulisan: “Sebarkan ke teman-teman kamu. Yang nggak nyebarin, berarti dia
sombong karena nggak mau saling mendoakan”.
Baiklah, mari kita telaah kalimat
tersebut.
Pertama, disini
saya baru ngerti kalau yang namanya sombong yaitu orang yang nggak mau nyebarin
sms ke temen-temennya. Padahal setahu saya, yang namanya sombong itu ya orang
yang membanggakan diri sendiri, selalu menganggap dirinya lebih baik dari orang
lain dan terkesan suka merendahkan orang lain. Jadi bukan orang yang nggak mau
nyapa pas ketemu dijalan ya, apalagi yang nggak nyebarin sms. Karena kita nggak
tahu, bisa jadi orang yang kita sms lagi nggak ada pulsa mungkin? Ya kan kita
nggak tahu. Jadi nggak boleh langsung ngejudge. Kalau saya sih walaupun ada
pulsa, tetep males nyebarin sms yang kayak gitu. Bukannya sombong ya, toh saya
nggak membanggakan diri sendiri. =)
Kedua, yang
namanya saling mendoakan, tentu itu adalah hal yang sangat baik. Tapi bukan
berarti mendoakan itu cuma lewat nyebarin sms ya. Kalau cuma kayak gitu mah
sama aja bohong. Lagian kan dengan tidaknya kita nyebarin sms bukan berarti
kita nggak mendoakan temennya kan?
Oke lanjuuut…
Walau deg-degan, tapi Alhamdulillah
malem itu rasa deg-degan nggak berhasil membuat saya insomnia. Daaaaaaaaan alhasil
seperti biasa bisa sukses tidur selama tujuuuuuhhh jam. *tepuk tangan*
24 Mei 2014
Tibalah saatnya deg-degan ini
mencapai klimaks. Terlebih pengumuman kelulusan yang awalnya diumumkan jam 9.00
WIB diralat jadi jam 16.00 WIB. Kita seakan dikasih waktu lebih banyak buat
lebih sabar. Iya,semacam tes penguji kesabaran. Dimana-mana, di kota-kota lain
udah pada teriak-teriak lulus. Sedangkan saya? Masih harus sabar nunggu sore.
Sore hari pun tiba. Bersama Ibu,
saya bergegas menuju sekolah. Ternyata belum banyak warga XII IPA 3 yang sudah
hadir disana. Dan tak lama kemudiaaaaaannnn… wali kelas kami, Pak Sutarno pun
mulai melangkah menuju kelas dengan membawa setumpuk kertas yang sudah pasti
itu adalah hasil yang akan dibagikan. Deg! Horror moment pun dimulai.
Singkat, satu persatu dari orang
tua murid itu pun keluar. Dan memberikan secarik kertas bertuliskan kata-kata
LULUS kepada anaknya. Hingga tibalah nama saya dipanggil. Saya cuma bisa
melihat dari luar kelas. Ibu pun keluar dari kelas dan menunjukan hasilnya
kepada saya.
sengaja tulisan dibawahnya nggak difoto. #sikap |
Ya… Alhamdulillah… dikertas itu
tertera tulisan LULUS. Tapi setelah lihat kebawah… agak sedikit kecewa sih sama
nilainya, karena kurang sesuai sama yang diharapkan. Tapi saya ingat Allah is
the best planner. Kalau dipikir-pikir lagi, buat apa sih kecewa sama hasil yang
dicapai dari usaha sendiri? Lagian mereka yang memperoleh nilai lebih tinggi
dari hasil ketidak jujuran juga belum tentu mampu mempertanggung jawabkan hasil
tersebut kan? Disini saya coba terus menasehati diri sendiri. Ya setidaknya
saya lebih pantas bangga atas hasil kerja keras dan kejujuran, yang Insya Allah
akan membawa berkah tersendiri. Aamiin…
Dan kelulusan hari itu pun saya
lewatkan dengan biasa saja. Hanya dengan ucapan syukur. Ucapan Alhamdulillah.
Tanpa adanya corat-coret seragam, konvoi ataupun hal sejenisnya yang tidak
membawa manfaat sedikitpun. Karena jauh dari sebelum naik kelas XII, saya suka miris
sendiri sama perayaan kelulusan yang sejenis itu. Baru aja lulus dari sekolah,
tapi udah lupa sama apa yang udah dipelajarin selama disekolah. Terlebih soal
sopan santun. Iya. Baru dinyatakan lulus, langsung deh udah kayak nggak pernah
disekolahin. Tapi banyak juga sih yang nggak sekolah tapi punya sopan santun. Ya… itu sih pendapat saya sendiri. Tapi ya memang, Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
setuju. |
LULUS bukanlah akhir dari pencapaian
sebuah tujuan. Tapi, LULUS adalah sebuah langkah awal untuk menghadapi sebuah
dimensi yang baru. Ibaratnya, kita cuma baru saja berhasil melewati sebuah
kerikil. Tapi dalam hidup, tentunya masih banyak kerikil-kerikil yang dengan
setia menunggu untuk kita lewati.
Dari sini saya belajar. Untuk mencapai apa yang kamu
cita-citakan, ternyata nggak cukup dengan sekedar usaha yang kadang masih
diliputi penyakit malas. Tapi harus ada usaha yang lebih, lebih dan lebih.
Tanpa kenal lelah. Dan harus lebih dan lebih lagi mendekatkan diri sama Allah.
Minta dimudahkan. Tentunya semua itu harus dilandasi dengan rasa ikhlas,
tanggung jawab dan tentunya kejujuran yang paling utama. Dan itu sudah menjadi hukum
mutlak.
Yap… sekian dulu postingan kali ini.
Dan seperti biasa, mohon maaf kalau ada perkataan yang kurang mengenakan.
Wassalamu’alaikum…