Sabtu, 25 Mei 2013

Pengumuman Kelulusan


 Jum’at, 24 Mei 2013.


Hari yang dinanti-nantikan pun tiba.

Ya hari yang paling dinantikan khususnya oleh para pelajar SMA/SMK se-Indonesia. Dimana dihari itu akan diumumkan mengenai hasil jerih payah mereka selama beberapa bulan belakangan ini. Hari dimana akan segera diketahui ‘bagaimana nasib kita, setelah belajar selama 3 tahun yang dengan SADISNYA hanya ditentukan dalam waktu 4 hari’.


H-1 Pengumuman hasil UN

H-1, rasa deg-degannya semakin parah. Semakin nggak manusiawi. Sebenernya sih awalnya biasa aja. Iya, masih bisa nyante. Tapi setelah buka twitter yg niatnya buat ngilangin stress, eh malah jadi makin kepikiran. Timeline semakin nggak bisa diajak nyante. SADIS. Paraaaaaaaaahhh.

Ya, semua orang ditimeline pada heboh soal pengumuman. Yang niat awalnya mau ngilangin stress malah…yes, jadi sukses galau. #pukpuk

Malem harinya, timeline makin panas. Iya, panas. Nggak tahu kenapa, tapi emang panas. Bikin nggak nyante. Dan kemudian inget kalau emang lagi ngetwit dideket kompor. Oke. #abaikan

*kembali fokus*

Malem harinya deg-degannya semakin parah. Timeline udah pada kepo soal kelulusan. Dan seperti biasa, kabar-kabar burung pun mulai berterbangan. Ya namanya juga kabar burung. Nggak tentu bener. Dan biasanya sih cuma hoax. Iya. Cuma numpang lewat. Bikin heboh. Kalau udah berhasil bikin heboh, ya terbang. Iya terbang. Alias ilang. Tapi anehnya, berita yang belum yentu benerpun kadang masih suka dipikirin. Padahal kan udah tahu kalau sumbernya nggak jelas. Dan kerennya, saya pun masih suka ngikutin kabar burung tersebut. #hasratkepo

Dan ternyata, nggak cuma berita-berita hoax aja yang beredar disaat-saat horror kayak gini. Tapi juga sms-sms kutukan pun mulai berceceran. Ini yang namanya lawak. Yang bikin aneh, sms kayak gitu masih suka dipercaya juga sama orang-orang. Buktinya inbox hape saya penuh tuh sama sms begituan.

Tapi kadang nggak mesti kutukan sih isinya. Bisa juga kadang mendoakan temennya. Daaaan tetep diakhir sms ada tulisan: “Sebarkan ke teman-teman kamu. Yang nggak nyebarin, berarti dia sombong karena nggak mau saling mendoakan”.

Baiklah, mari kita telaah kalimat tersebut.

Pertama, disini saya baru ngerti kalau yang namanya sombong yaitu orang yang nggak mau nyebarin sms ke temen-temennya. Padahal setahu saya, yang namanya sombong itu ya orang yang membanggakan diri sendiri, selalu menganggap dirinya lebih baik dari orang lain dan terkesan suka merendahkan orang lain. Jadi bukan orang yang nggak mau nyapa pas ketemu dijalan ya, apalagi yang nggak nyebarin sms. Karena kita nggak tahu, bisa jadi orang yang kita sms lagi nggak ada pulsa mungkin? Ya kan kita nggak tahu. Jadi nggak boleh langsung ngejudge. Kalau saya sih walaupun ada pulsa, tetep males nyebarin sms yang kayak gitu. Bukannya sombong ya, toh saya nggak membanggakan diri sendiri. =)

Kedua, yang namanya saling mendoakan, tentu itu adalah hal yang sangat baik. Tapi bukan berarti mendoakan itu cuma lewat nyebarin sms ya. Kalau cuma kayak gitu mah sama aja bohong. Lagian kan dengan tidaknya kita nyebarin sms bukan berarti kita nggak mendoakan temennya kan?


Oke lanjuuut…

Walau deg-degan, tapi Alhamdulillah malem itu rasa deg-degan nggak berhasil  membuat saya insomnia. Daaaaaaaaan alhasil seperti biasa bisa sukses tidur selama tujuuuuuhhh jam. *tepuk tangan*


24 Mei 2014

Tibalah saatnya deg-degan ini mencapai klimaks. Terlebih pengumuman kelulusan yang awalnya diumumkan jam 9.00 WIB diralat jadi jam 16.00 WIB. Kita seakan dikasih waktu lebih banyak buat lebih sabar. Iya,semacam tes penguji kesabaran. Dimana-mana, di kota-kota lain udah pada teriak-teriak lulus. Sedangkan saya? Masih harus sabar nunggu sore.

Sore hari pun tiba. Bersama Ibu, saya bergegas menuju sekolah. Ternyata belum banyak warga XII IPA 3 yang sudah hadir disana. Dan tak lama kemudiaaaaaannnn… wali kelas kami, Pak Sutarno pun mulai melangkah menuju kelas dengan membawa setumpuk kertas yang sudah pasti itu adalah hasil yang akan dibagikan. Deg! Horror moment pun dimulai.

Singkat, satu persatu dari orang tua murid itu pun keluar. Dan memberikan secarik kertas bertuliskan kata-kata LULUS kepada anaknya. Hingga tibalah nama saya dipanggil. Saya cuma bisa melihat dari luar kelas. Ibu pun keluar dari kelas dan menunjukan hasilnya kepada saya.

sengaja tulisan dibawahnya nggak difoto. #sikap

Ya… Alhamdulillah… dikertas itu tertera tulisan LULUS. Tapi setelah lihat kebawah… agak sedikit kecewa sih sama nilainya, karena kurang sesuai sama yang diharapkan. Tapi saya ingat Allah is the best planner. Kalau dipikir-pikir lagi, buat apa sih kecewa sama hasil yang dicapai dari usaha sendiri? Lagian mereka yang memperoleh nilai lebih tinggi dari hasil ketidak jujuran juga belum tentu mampu mempertanggung jawabkan hasil tersebut kan? Disini saya coba terus menasehati diri sendiri. Ya setidaknya saya lebih pantas bangga atas hasil kerja keras dan kejujuran, yang Insya Allah akan membawa berkah tersendiri. Aamiin…

Dan kelulusan hari itu pun saya lewatkan dengan biasa saja. Hanya dengan ucapan syukur. Ucapan Alhamdulillah. Tanpa adanya corat-coret seragam, konvoi ataupun hal sejenisnya yang tidak membawa manfaat sedikitpun. Karena jauh dari sebelum naik kelas XII, saya suka miris sendiri sama perayaan kelulusan yang sejenis itu. Baru aja lulus dari sekolah, tapi udah lupa sama apa yang udah dipelajarin selama disekolah. Terlebih soal sopan santun. Iya. Baru dinyatakan lulus, langsung deh udah kayak nggak pernah disekolahin. Tapi banyak juga sih yang nggak sekolah tapi punya sopan santun. Ya… itu sih pendapat saya sendiri. Tapi ya memang, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

setuju.



LULUS bukanlah akhir dari pencapaian sebuah tujuan. Tapi, LULUS adalah sebuah langkah awal untuk menghadapi sebuah dimensi yang baru. Ibaratnya, kita cuma baru saja berhasil melewati sebuah kerikil. Tapi dalam hidup, tentunya masih banyak kerikil-kerikil yang dengan setia menunggu untuk kita lewati.

Dari sini saya belajar. Untuk mencapai apa yang kamu cita-citakan, ternyata nggak cukup dengan sekedar usaha yang kadang masih diliputi penyakit malas. Tapi harus ada usaha yang lebih, lebih dan lebih. Tanpa kenal lelah. Dan harus lebih dan lebih lagi mendekatkan diri sama Allah. Minta dimudahkan. Tentunya semua itu harus dilandasi dengan rasa ikhlas, tanggung jawab dan tentunya kejujuran yang paling utama. Dan itu sudah menjadi hukum mutlak.


Yap… sekian dulu postingan kali ini. Dan seperti biasa, mohon maaf kalau ada perkataan yang kurang mengenakan.


Wassalamu’alaikum…

Senin, 20 Mei 2013

Kebiasaan-kebiasaan di Twitter #1




Assalamu’alaikum..


Di hari Senin yang cerah ini, iya cerah soalnya udah nggak sekolah saya pemilik akun twitter @riz_aul bukan promosi akan sedikit berbagi cerita mengenai kebiasaan orang-orang yang sangat sering kita lihat dijejaring sosial twitter.


Yap lansung aja…



1. Tulisan di-Bio Twitter

Tulisan dibio twitter seseorang adalah hal yang cukup menarik untuk kita liat. Namanya juga stalker. Jadi, biasanya kita bisa mengukur tingkat ke-alay-an  seseorang dari bio twitternya. Tapi saya nggak mau ngebahas soal spesies alay. Karena itu masa lalu. Karena jadi alay itu nggak salah kok, itu pilihan mereka. Lagian mereka kan nggak ngerugiin kita. Mereka nggak korupsi, dan juga tentunya nggak ngerugiin Negara. Jadi cukup, jangan terus-terusan membully kaum alay. #alayingindimengerti. Cukuplah para koruptor saja yang kita bully.

Salam super!

Iya… Iya… ini saya juga nggak tahu kenapa jadi salah fokus.

Oke kembali soal tulisan di bio twitter.

Berdasarkan pengalaman jadi stalker kebanyakan pengguna twitter menuliskan beberapa hal yang sama dalam bio mereka. Diantaranya…

Mereka akan menulis “follback? Just mention”.
Tipe yang satu ini biasanya para remaja Indonesia yang baru gabung didunia twitter. Kenapa remaja Indonesia? Ya soalnya saya belum pernah lihat sih bule yang nulis beginian di bio twitter. Nah kenapa remaja? Biasanya kalau orang yang udah dewasa atau bahkan orang tua ya nggak mungkin begini juga. Kecuali mereka terlanjur kebelet gaul. Karena mungkin diantara mereka beranggapan bahwa nulis beginian ditwitter itu keren. Padahal sih biasa aja. Ya setidaknya masih mending sih dibanding yang suka nulis…”follow aku eaa”. Eh sama aja deh. Muahaha! Saya sih yakin, kebanyakan followersnya pada nggak ikhlas ngefollow akun tersebut.

Biasanya juga ada yang “I’m ordinary people”.
Sebenernya yang satu ini sih udah agak jarang. Tapi dulu pernah jadi fenomena tersendiri. Hampir setiap orang atau kebanyakan sih, ada tulisan “I’m ordinary people” di bionya. Ya kira-kira dulu udah seperti virus yang mewabah lah.

Ada juga yang nulis sekolahnya, kelasnya, absennya atau hobinya, dll.
Nah yang ini biasanya tipe-tipe orang yang susah move on dari jaman SD. Iya, jaman SD. Jaman dimana dulu sering tuker-tukeran biodata di buku binder sama temen. Dan bisa jadi orang-orang tipe ini adalah mereka yang kurang bisa membedakan antara bio di twitter sama buku binder temennya. Jadi ya dikira sama aja gitu.

Nulis sederetan nama keluarga atau nama temen.
Nah ini juga saya kurang paham sih maksudnya apa. Tapi setidaknya masih mending kok, dibanding mereka yang nulis nama pacarnya di bio twitternya. Udah gitu aja.

Nulis nama pacarnya. -___-
Sebenerya agak heran sama yang suka nulis beginian dibio twitternya. Iya heran. Maksudnya apa coba? Bangga? Pamer? Aduh dosa kok dipamerin. Nah untuk yang satu ini itu udah tahap jijik level 10. Ahaha :D Bukannya gimana-gimana sih, tapi ya memang udah jadi fakta, kalau terlalu banyak hal-hal menjijikan dari orang pacaran. Mulai dari panggilan-panggilan sayang yang menjijikan. Biasanya ayah-bunda atau mungkin papah-mamah dll. Padahal nikah aja kan belum. -___- Kalau nggak ya biasanya endut (gendut) atau eyang (peyang) dll. Dan itu jijik maksimal =)) Tapi seperti biasa, entah sejak kapan fenomena ini terjadi. Nggak tahu. Yang penting, semoga fenomena seperti ini bakal cepet tenggelam ditelan bumi.

Menjelek-jelekan diri.
Nah ini yang paling saya nggak ngerti. Kayak twitnya bang @benakribo ini


Yaudah segini dulu aja postingan kali ini. Sebenernya belum selesai. Tapi karena masih panjaaaang banget, jadi bakal dilanjut di postingan berikutnya.


Oke, sekian dulu deh yaaa… Maaf kalau ada kata-kata yang kurang enak. Siapa juga yang nyuruh dimakan.


Sampai jumpa dipostingan berikutnya… 

Kalau niat bakal tak lanjutin..



Wassalamu’alaikum =))

Sabtu, 18 Mei 2013

Deg-degan


Assalamu’alaikum…

Akhirnya punya niat buat ngetik lagi.. :D

Di Sabtu Malam yang nganggur ini, saya akan berbagi kisah yang tentunya lagi saya jalani. Tsaahh -___-

Oke langsung aja, berhubungan sama yang udah diceritain dipostingan ini kalau saat ini saya lagi mengalami fase kehidupan baru. Ya, libur panjang sehabis Ujian Nasional. *tepuk tangan*

Nah yang namanya libur sehabis Ujian Nasional itu sangat berbeda dibanding sama libur sehabis ujian semesteran ataupun ujian kenaikan kelas. Ya dari namanya aja udah beda sih ya. Tapi bukaaan. Bukan itu yang mau saya bahas.

Jadi gini, libur setelah Ujian Nasional itu sebenernya nggak asli libur.

Nggak asli libur, maksudnya?

Yang namanya libur sehabis Ujian Nasional itu sebenernya yang libur itu ya cuma meliburkan fisik kita aja. Tapi otak? Yaaa benar sekali otak kita nggak libur. Bukan karena kita masih mikir soal pelajaran, tugas ataupun PR. Bukaaan. Sama sekali bukan. Tapi itu nggak berlaku ya buat yang ikut tes perguruan tinngi. Kali ini saya mau ngebahas yang secara umum.

Jadi libur sehabis Ujian Nasional itu malah ngebikin kita jadi semakin kepikiran. Iya, k-e-p-i-k-i-r-a-n. Tahu kan kepikiran apa? Nah, bener banget. Benernya kebengetan.

Kalau sebelum  Ujian Nasional nih yang kita pikirin itu ya… Soalnya gimana ya? Kita nanti bisa nggak ya? Aku imut nggak ya? -___- *oke salah fokus* Lanjuuut.. Tapi sudah pasti hal itu berbeda setelah kita udah melewati Ujian Nasional yang penuh liku-liku.

Setelah melewati fase Ujian Nasional, yang pasti kita selalu pikirin ya udah pasti soal hasil dari Ujian Nasionalnya dan juga hasil SNMPTN tentunya. Jadi udah jelaskan, dimana yang namanya libur sehabis Ujian Nasional itu membuat tingkat deg-degan  naik menjadi 99,8% dibandingkan sebelum Ujian Nasional itu sendiri. Nggak cuma itu, dalam fase libur panjang ini, kita juga pasti kepikiran soal…

“Kemanakah kita, setelah lulus dari SMA ini?”

Uhh.. seriusan ya, ini pertanyaan horror banget! DE-MI-KI-AAAANNNNNNN!!!

Tentunya sebagai manusia biasa, kita nggak ada yang tahu, mau jadi apa kita kedepannya. Jangankan kedepannya. Besok aja kita nggak tahu. Nggak usah besok, sejam lagi aja kita nggak ada yang tahu. Bahkan semenit lagipun kita nggak tahu. Atau mungkin sedetik lagipun, kita juga nggak tahu apa yang bakal terjadi sama diri kita. Ya, sama kehidupan kita.

Maka dari itu, sekali lagi, sebagai manusia biasa, yang bisa kita lakukan ya cuma tawakal. Yang penting kita udah melakukan yang terbaik. Selanjutnya, itu urusan Allah SWT. Biarkan Allah yang mengatur. Bismillahirrahmanirrahim. Semoga Allah ngasih kita yang terbaik. Karena saya percaya, “Allah is the best planner”.

Ngomong-ngomong tanggal 24 Mei 2013 itu udah dekat. Iya dua-puluh-empat-mei-dua-ribu-tiga-belas udah dekat. U D A H  D E K A T. Maka dari itu rasa deg-degan ini semakin nyata!! Beuhh… Rasanya ya gitu, mau ngapa-ngapain aja nggak enak. Kepikiran terus!

Ya, dimana disaat-saat seperti ini, nggak boleh liat kalender sedikitpun. Kalau ketemu sama kalender itu rasanya pengen ngebakar. Tapi ternyata tanggal itu ada dimana-mana, nggak cuma dikalender. Liat hape juga ada tanggalnya. Kalau udah gini, apakah harus ngebanting hape? Ya nggak juga sih ya kayaknya.

Tapi yang bikin nyesek lagi ya kalau pas buka jejaring sosial. Ya biasanya sih ditwitter. Kadang ada yang suka ngetweet gini… *uhuk* “H-7 pengumuman Ujian Nasional” daaan masih banyak lagi yang sejenisnya. Nggak usah gitu. Iya… Iya… Udah tahu kok… Nggak usah diinngetin, bisa kali… Iya… *garuk-garuk aspal*

Tapi yaudahlah…

Yang bisa dilakukan sekarang setelah usahanya udah dilaksanakan semaksimal mungkin, ya cuma berdoa.

Minta sama Allah, semoga dikasih LULUS dengan hasil yang baik dan tentunya berkah. Karena apalah artinya kalau nggak berkah. Ya kan? Dan juga semoga dilancarkan segala urusannya. Aamiin…

Yaudah segini aja dulu postingan kali ini. Semoga bermanfaat khususnya bagi insan-insan yang sama-sama lagi berdeg-degan ria. Sampai jumpa dipostingan berikutnya. =))

Wassalamu’alaikum…



Selasa, 14 Mei 2013

Libur itu...

Asiiikkk LIBUUUUUUUURRRR!!!
source: google.


Berhubung lagi menjalani libur panjang, jadi disinilah baru sadar kalau….

Libur itu bikin lupa hari, lupa tanggal, bahkan lupa waktu.

1. Lupa Hari
patrick salah gaul.

Tentunya wajar dong, yang namanya libur itu jadi lupa hari. Karena setiap harinya kita nggak ngejadwal pelajaran buat sekolah besoknya. Satu-satunya hari yang kita tahu pas libur ya cuma hari Minggu. Karena cuma hari Minggulah, disana ada shinchan – doraemon – larva dan berbagai macam kartun lainnya.

2. Lupa Tanggal
source: google
Nah kalau yang satu ini mah udah pasti. Bukan karena setiap harinya kita nulis tanggal dibuku pelajaran. Tapi gimana mau inget tanggal, sama hari aja kita lupa. Pas sekolah aja nih, kita cuma hapal tanggal-tanggal yang warnanya merah. True?

3. Lupa Waktu
source: google.

Kalau yang satu ini sih biasanya karena kita terlalu asik online entah itu ngetwit atau apalah, dan mungkin karena keasikan nonton tv, keasikan guling-guling dikasur atau bahkan keasikan garuk-garuk aspal demi ngilangin bete. Dan kalau udah gitu, kita jadi nggak sadar kalau ternyata udah siang bahkan mungkin udah sore.

Tapi dari semua itu nggak ada yang jadi masalah sih, selama kita nggak lupa diri dan lupa daratan aja.
Karena kalau sampai lupa diri, kita bakal repot sendiri. Gimana nggak repot coba, kalau setiap bangun tidur pasti langsung teriak-teriak sambil ngucapin kata-kata yang sama di setiap harinya, yang kira-kira begini: “AKU SIAPAAA???  AKU DIMANAAA??? AKU ANAK SIAPAAA???  DIMANA SPONGEBOB???? DIMANA PATRICK??? DIMANAAA???”.

Yang lebih parah lagi sih kalau kita sampai lupa daratan. Iya, lupa daratan. Nah bisa nebayangin kan gimana jadinya kalau tiba-tiba kita hidup di  Bikini Bottom dan tinggal dirumah nanas bareng spongebob.


katakan: TIDAK!
source: google.


Jadi masih mending lupa hari,lupa tanggal atau lupa waktu. Karena apa? Setidaknya kita nggak mesti melakukan adegan amnesia kayak disinetron-sinetron alay di setiap bangun tidur. Atau mungkin kita nggak harus ketemu Patrick setiap harinya. #okesip #abaikan

Ngomong-ngomong soal libur, hal ini pasti menjadi waktu yang paling menyenangkan bagi mereka yang punya segudang rencana seru buat menghabiskan waktu libur mereka. Tapi bagi yang nggak punya rencana apa-apa, libur itu ya cuma sekedar waktu buat tidur – makan – online – main game – nonton tv – guling-guling dikasur – mainan kucing – garuk-garuk aspal dan begitu terus selanjutnya .  Ya setidaknya bagi mereka sih, dengan adanya libur itu berarti nggak mesti harus berangkat pagi kesekolah, ketemu guru dan tentunya dapet segudang PR pas pulangnya.

Yang namanya pelajar, kalau berangkat teruuus pengennya libur. Nah kalau libur teruuuus ya pengennya berangkat. Ya namanya juga hidup. Tapi terlalu munafik sih kalau bilang lebih enakan berangkat daripada libur. Karena apa? Dengan adanya libur, kita bisa punya waktu seharian penuh buat males-malesan. Kapan lagi coba kalau nggak pas lagi libur. #YaKali -____-

Ya intinya sih, nikmatin aja kalau pas kita berangkat ataupun pas lagi libur. Karena keduanya itu nggak mungkin bisa menyatu.

Oke, kayaknya udah dulu. Capek ngetiknya. -____-

Daaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh… =))

Minggu, 12 Mei 2013

UJIAN katanya NASIONAL



Postingan kali ini saya bakal ngebahas soal ujian yang katanya sih nasional.

Kenapa ngebahas UN?

Ya walaupun udah lewat tapi sampai sekarang masih aja membekas dihati diotak. Berhubung nggak enak banget disimpan diotak sendiri dan takutnya lama-lama jadi berasap, jadi yaaaa iseng deh nulis ginian.


source: google.


Ya seperti yang telah sama-sama kita ketahui, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, kita harus melewati sebuah ujian hidup (secara nasional) diakhir semester ditingkat sekolah sebelumnya. Ujian sejenis ini biasanya kita namakan “UJIAN HIDUP NASIONAL” atau yang biasa kita singkat dengan UN. Nah Alhamdulillah, ujian semacam ini baru saja saya lewati. *drum roll*

Berbeda dengan UN ditahun-tahun sebelumya, UN SMA ditahun 2013 ini penuh dengan hal-hal yang ironis persis kayak sinetron cinta fitri. Dari mulai kualitas kertas LJK (Lembar Jawab Komputer) yang udah kayak bungkus gorengan tipis, tertukarnya soal, sampai yang parah lagi yaitu keterlambatan distribusi soal disebelas propinsi *gebrak meja*. Gimana bisa yang namanya UJIAN NASIONAL tapi ada sebelas propinsi yang ujiannya mundur? Apakah masih pantas disebut sebagai UJIAN NASIONAL? #ifyouknowwhatimean. Ya namanya juga sebagai kelinci percobaan pemerintah siswa ya cuma bisa nerima. Yaudah terima aja. Yaudahhhhhhhhhhh… *emot sedih*

Selain yang udah ditulis diatas, ada satu lagi nih yang menjadi momok bagi para peserta UN. Ya tak lain dan tak bukan adalah jumlah paket UN sebanyak 20 paket ditambah 1 soal cadangan. Dimana dalam satu ruangan soal satu peserta dengan yang lainnya tidak ada yang sama. Sebenernya hal ini bukan menjadi masalah karena katanya (nggak tahu juga) tingkat kesulitan soalnya itu ya sama. Jadi, bagi peserta UN yang nggak ada niat mau nyontek ya jelas nggak ada masalah. Toh kalaupun soalnya sama dia juga mau ngerjain sendiri. True?. Tapi nggak tahu juga sih ya bagi yang mau………………ah sudahlah.

Tapi, menurut saya yang menghawatirkan itu ya kalau sampai LJK rusak pas di pertengahan jam yang berarti harus diulangi mikir dari awal. Siapa yang mau coba, ngerjain sekali aja udah cukup buat pengen muntah ditempat pusing, apalagi  suruh ngulang mikir dari awal *mati*. FYI lembar soal sama LJK yang kayak bungkus gorengan tipis itu nyatu karena pake barcode yang tujuannya buat meminimalisir tingkat kecurangan tapi nyatanya tetep aja tuh dan buat misahinnya ya misahin sendiri lah. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya kerusakan pada kertas buram LJK. LJK tahun ini emang agak sensitif, lebih sensitif dari cewek yang lagi dapet. Ya saya sih mikir positif aja, mungkin LJK juga ingin diperlakukan dengan lebih manusiawi. Ya namanya juga idup. #LJKingindimengerti #pukpukLJK. Dan Alhamdulillah, kekhawatiran tersbut tidak terjadi. *tepuk tanggan*

Ya overall sih UN bisa saya lalui dengan jujur ya kalau ada yang nggak bisa, tinggal milih jawaban yang paling bersinar. Alhamdulillah. Walaupun godaan selalu berdatangan tapi keputusan buat jujur udah bulat.

Karena apa?

KEJUJURAN ADALAH MATA UANG YANG BERLAKU DIMANA SAJA.

 Tentu pernah dengerkan kata-kata itu? Itu bukan saya kok yang buat. Yang jelas kalimat sederhana yang singkat itu memiliki makna yang dalam bagi saya sendiri.

Namanya sekolah, terus nyontek, ya jelas pernah. Iya pernah. Nggak munafik kok. Tapi untuk kali ini bener-bener nggak berani. Karena dalam diri saya semacam ada tanggung jawab besar atas apa yang udah diusahakan selama ini. Mulai dari berangkat pagi-pagi kesekolah buat tambahan pelajaran. Belajar sampai larut malam bahkan tak jarang sampai ketiduran. Diskusi bareng temen-temen. Sampai belajar kelompok. Bedanya, saya nggak punya kesempatan buat les privat ke guru mapel ataupun les di Bimbingan Belajar karena mahal. Dan kayaknya nggak banget kan ya ngegantungin nyawa masa depan dari seekor secarik kertas contekan. Apalagi inget semua yang udah dikorbanin.

Satu lagi yang membuat saya mempunyai tekat yang bulat buat nggak ikutan “yang lainnya” yaitu dalam hal apapun, termasuk ketika akan menghadapi ujian nasional, kita pasti melibatkan peran Allah SWT didalamnya. Bahkan kita selalu memohon pertolongannya. Nah, the point is… ketika dalam proses memohon pertolongan tersebut namun kita masih tetap melakukan apa yang tidak Allah sukai, bukannya itu sama saja dengan mengkhianati Allah?

Saya percaya kok pepatah yang ngomong “Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan berhasil” ya… “Man Jadda Wajada”. Insya Allah.

Tapi yang paling bikin nyesel dari pelaksanaan UJIAN HIDUP NASIONAL kemarin sih Cuma satu. Iya. Nggak sempet foto didalem ruang ujian. Hahaha.. yakan sekali seumur hidup tuh ngalamin yang namanya UN SMA, makanya pengen ada kenang-kenangannya gitu. Harusnya pengawasnya pengertian. Ya, motion gitu. Tapi nggak mungkin juga kok momen UJIAN HIDUP NASIONAL tahun ini dengan berbagai macam suka dan duka bakal mudah terlupa begitu aja. Dan tentunya akan selalu terkenang di hati sanubari memori otak kita.

Yaudah deh segitu aja. Bukannya menggurui. Niatnya cuma pengen berbagi cerita aja kok. Maaf kalau ada perkataan yang tidak mengenakan. Dan semoga bisa bermanfaat. Aamiin…